-->

Selamat Datang di Website Resmi Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu

Khutbah Nikah

Pernikahan bukanlah sekedar akad yang menghalalkan dua orang untuk memenuhi hak dan kewajiban sebagai suami istri. Sekedar akad akan bisa diselesaikan dalam sekelabat masa, namun apa yang sesungguhnya ada di balik sebuah pernikahan? Maka bacalah firman Allah tentang pernikahan ini:

".... Dan mereka (istri-istri) telah mengambil dari kalian penjanjian yang kuat." (QS. An-Nisa': 21)

Maka seperti yang Allah sampaikan, pernikahan adalah sebuah perjanjian teguh (mitsaqon gholizho). Kata-kata mitsaqon gholizho ini cuma dipakai tiga kali dalam Al-Qur'an. Jadi bisa dibayangkan bahwa pernikahan ini bukan suatu senda gurau yang pada hari ini dituturkan akadnya dan beberapa saat kemudian bercerai dengan alasan yang lemah. Perjanjian Allah dengan dua orang yang berakad nikah ini disejajarkan dengan perjanjian Allah dengan Bani Israil (QS. An-Nisa: 154) dan perjanjian Allah dengan para Nabi (QS. Al-Ahzab: 7).

Nikah ini adalah sebuah lembaga yang telah disyariatkan bahkan sejak nabi Adam. Dengan demikian, pernikahan sendiri memiliki usia yang sama dengan sejarah manusia itu sendiri. Diceritakan bahwa Allah sendiri yang menikahkan Nabi Adam dengan Hawa. Allah yang menjadi wali -dan bahwa Dia-lah wali yang sesungguhnya- serta para malaikat yang menjadi saksi. Allah jua yang memberi khutbah nikah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
".... Hai Adam, diamilah (uskun) oleh kamu dan isterimu (zawjuka) taman ini (al-jannah), dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon (syajarah) ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqoroh 35)

Dalam pernikahan ada beberapa hal yang secara umum digambarkan dalam ayat tersebut. Yang pertama adalah uskun. Uskun adalah bentuk perintah dari sakana yang menjadi akar kata juga dari kata sakinah. Jadi pada dasarnya adalah perintah Allah untuk membentuk rumah tangga yang sakinah. Apa itu sakinah? Yaitu, apa yang menenteramkan hati. Intinya adalah rumah tangga yang ideal. Ideal tersebut tentu saja dilihat dari sisi agama, bukan dari segi materi. Maka sangant ditekankan agar kedua belah pihak berbuat yang ma'ruf (baik), karena pada dasarnya tiap orang punya kultur. Dan pernikahan adalah mengompromikan kultur-kultur tersebut.

Faktor kedua adalah zawj. Ini dimaknai istri. Dalam Al-Qur'an ada kata lain yang merujuk pada makna istri yaitu imro'ah. Akan tetapi, mengapa Allah memakai zawj dalam Al-Baqoroh: 35 ini? Maka jika kita perhatikan penggunaan kata imro'ah merujuk pada istri yang menentang seperti yang disampaikan dalam surat At-Tahrim tentang istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang membangkang. Mereka adalah contoh istri-istri yang tidak sakinah, tidak seiring sejalan dengan apa yang dibawa suami-suaminya. Akan tetapi, menentang bukan berarti sesuatu yang selalu keliru, sebab istri Fir'aun juga disebutkan dengan imroa'h karena ia memang berseberangan keyakinan dengan suaminya yang lalim.

Kembali ke awal, membentuk rumah tangga yang sakinah menjadi tanggung jawab suami terutama mendidik keluarganya soal agama. Dan agama adalah masalah keyakinan. Maka penting buat laki-laki untuk mempersiapkan diri soal ini, dan wanita hendaknya pandai memilih pasangan yang dapat membimbing dia. sangat di sayangkan ketika kepemilikan materi menjadi parameter yang utama bagi seorang wanita dan orangtuanya.

Hal tadi berkaitan dengan faktor yang ketiga, yakni jannah. Jannah ini dimaksudkan bahwa rumah tangga hendaknya bisa membawa suasana 'surga', yaitu kehidupan yang cukup. Pertanyaannya, bisakah menjadikan rumah tangga sebagai surga? Maka bercerminlah dari ungkapan yang lahir dari lisan Rasul 'Rumahku adalah Surgaku'. Rumah tangga beliau menjadi surga bukan karena adanya materi semacam perabotan atau yang lainnya. Jika bertandang ke Madinah dan melihat kubur RasuluLlah, maka besarnya makam beliau hampir sama luas dengan rumah yang dahulu didiaminya.

Maka hindarilah perilaku hidup rumah tangga yang konsumtif. selain itu, untuk menciptakan suasana jannah, hendaklah makan bersama keluarga. Sangat disayangkan bahwa banyak rumah tangga yang mngabaikan hal ini dengan alasan kesibukan masing-masing. Namun Allah Mahatahu. Salah satu hikmah romadhon adalah menciptakan suasana makan bersama dengan keluarga, setidaknya pada saat berbuka atau sahur.

Faktor yang terakhir adalah menghindari maksiat, yang dalam ayat tersebut digambarkan dengan larangan mendekati pohon. Sesungguhnya maksiat akan menjauhkan sebuah rumah tangga dari Allah. Dan ini yang terjadi pada Nabi Adam ketika melanggar larangan Allah. Sering kali untuk membahagiakan istri ada hak-hak Allah yang dilanggar demikian pula sebaliknya. Setan denga tipudayanya akan mencoba menghancurkan manusia. Dan kerap kali kebahagiaan yang disangka hanyalah awal dari bencana yang dahsyat. Maka begitu ada maksiat yang terlanjur terjadi, maka betrsegeralah bertaubat. Allah berfirman:
"Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari taman itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan kami berfirman: 'Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.' Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: 'Turunlah kamu semuanya dari taman itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.'" (QS. Al Baqoroh: 36-38)

Maka ingatlah pesan-pesan ini! Bagi suami, hendaklah ia memberikan sesuatu yang patut dalam urusan nafkah serta menjadi imam atau teladan dalam keluarga. Imam tersebut termasuk menjadi imam sholat. Dan istri, hendaklah ia menjaga rumah tangga yang dibangun bersama suaminya termasuk menutupi hal-hal yang kurang berkenan di hatinya bahkan pada orang tuanya sendiri. Sekali lagi pernikahan itu ada kompromi di dalamnya. Bagaimanapun manusia berbeda satu sama lain, bukan?
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Empat Perkara Yang Tidak Merugikan

Setiap orang, apalagi sebagai muslim, pasti menginginkan keberuntungan dalam hidupnya. Karenanya, manusia biasanya selalu berusaha untuk meraih keberuntungan itu, baik berupa materi, kepercayaan dari orang lain yang kemudian membawa keberuntungan, jabatan yang tinggi, popularitas yang tidak tertandingi , keturunan yang menyenangkan dan sebagainya. Namun tidak semua keinginan duniawi manusia bisa diraihnya. Banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan banyak hal dari kenikmatan duniawi tapi dia tidak memperolehnya. Bagi seorang muslim, manakala keinginan duniawinya tidak tercapai, dia tidak akan menganggap hidupnya menjadi sia-sia, apalagi sampai putus asa. Masih ada harapan yang lebih mulia untuk diraihnya, yakni keridhaan Allah dan syurga yang penuh dengan kenikmatan. Karenanya bila kenikamatan duniawi itu tidak diraihnya, dia tidak merasa hal itu sebagai suatu kerugian besar, karena yang rugi bukanlah orang yang tidak memperoleh kenikmatan duniawi, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, nasihat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi keshabaran (QS 103:1-3).
Oleh karena itu, ada satu hadits Nabi Muhammad Saw yang memberikan resep kepada kita untuk merasa tidak rugi dalam menjalani kehidupan di dunia ini hanya karena tidak memperoleh kenikmatan duniawi. Rasulullah Saw bersabda:
Empat perkara, apabila keempatnya ada padamu, maka tidak merugikan engkau dari apa yang tidak engkau peroleh dari dunia, yaitu: benar dalam berbicara, menjaga amanat, akhlak yang baik dan tidak serakah dalam makanan (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim dan Baihaqi).
EMPAT RESEP.
Dari hadits di atas, terdapat empat resep dari Rasulullah Saw agar seandainya kita tidak memperoleh apapun dari kenikmatan duniawi, kita tidak menganggapnya sebagai kerugian yang besar, sebab masih ada keberuntungan yang lebih besar lagi dan justeru hal itu memberikan kenikmatan tersendiri dalam hidup ini.
1. Benar Dalam Berbicara.
Bicara yang benar merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Karena itu, bila seseorang benar dalam berbicara, maka dia telah memenuhi salah satu syarat guna memperoleh jaminan syurga. Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara diantara rahangnya (mulutnya) dan diantara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya syurga (HR. Bukhari).
Orang yang kaya, cantik atau gandeng, populer, tinggi kedudukannya bahkan dianggap terhhormat di dalam masyarakat, tapi kalau sudah tidak benar dalam berbicara, maka dia akan menjadi manusia yang sangat hina dihadapan Allah dan rendah kedudukannya dihadapan sesama manusia. Oleh karena itu, sebagai muslim kita punya keharusan yang sangat untuk menjaga bahaya lidah.
Untuk itu, setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk berusaha selalu benar dalam berbicara, baik benar dalam masalah yang dibicarakan maupun benar penggunaan bahasanya. Itu pula sebab, mengapa salah satu satu tanda orang munafik adalah dusta atau bohong dalam pembicaraannya. Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa setiap pembicaraan ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya ucapan kita itu dicatat oleh Malaikat yang selalu menyertai manusia di kanan dan kirinya, Allah berfirman yang artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS 50:18).
2. Menjaga Amanat.
Kehidupan di dunia ini tak lepas dari amanat. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi merupakan amanat yang diberikan Allah Swt kepada kita. Belum lagi kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita dalam berbagai hal. Semua amanat itu harus dijaga, dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, manakala seseorang tidak memiliki sifat amanat, keimanan dianggap tidak ada pada dirinya dan manakala dia selalu mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya, maka dia dianggap tidak memiliki agama, meskipun dia penganut agama. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati (HR. Ahmad).
Dengan demikian, manakala kita memiliki harta, menunaikan amanatnya adalah dalam bentuk membelanjakannya untuk kebaikan, jasmani yang sehat untuk mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, ilmu yang luas untuk meningkatkan matabat kehidupan manusia, sedangkan kedudukan yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, manakala kita ingin memberikan amanah kepada seseorang, berikanlah kepada orang yang ahli agar bisa dihindari kehancurannya. Manakala seseorang selalu menunaikan amanat yang diberikan kepadanya, maka dia akan menjadi manusia yang istimewa, meskipun tidak memperoleh kenikmatan duniawi.
3. Akhlak Yang Baik.
Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orang tua telah mendidik akhlak anaknya dengan baik, itu menjadi pemberian yang paling berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pendidikan adab (akhlak) yang baik (HR. Tirmidzi).
Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu dapat kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak ada artinya kalau masyarakat memiliki akhlak yang mulia. Karena itu, seorang ulama yang bernama Syauqi Bey berkata: Suatu akan tegak apabila baik akhlaknya, bila akhlak hancur, maka hancurlah bangsa itu.
4. Tidak Serakah.
Tamak atau serakah merupakan salah satu sifat tercela. Meskipun seseorang telah memperoleh materi yang banyak, tapi kalau dia tidak bersyukur dan tidak ada puasnya, maka dia menjadi orang yang terasa miskin. Keserakahan ternyata bukan hanya membuat seseorang tidak pandai bersyukur, tapi juga untuk memperoleh kenikmatan yang lebih banyak dia akan menempuh cara-cara yang tidak halal dan merampas hak-hak orang lain, meskipun mereka orang yang dirampas hak-haknya itu tergolong miskin.
Rasa syukur kepada Allah Swt membuat seseorang memperoleh keberuntungan yang besar, karena memang sudah janji Allah untuk menambah nikmat-Nya kepada siapa saja yang bersyukur, Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).
Sementara orang yang tamak akan mengalami kerugian bagi dirinya sendiri dan merugikan orang lain, dia tidak memiliki rasa optimis terhadap hari-hari mendatang, selalu curiga terhadap kemajuan yang dicapai orang lain dan pada akhirnya dia tidak disukai oleh Allah Swt dan sesama manusia. Ketika seorang sahabat datang kepada Rasulullah Saw guna menanyakan tentang amalan yang akan membuat manusia dicintai Allah dan manusia, Rasulullah Saw menjawab: Hiduplah di dunia dengan zuhud (bersahaja), maka kamu akan dicintai Allah, dan janganlah tamak terhadap apa yang di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia (HR. Ibnu Majah).
Akhirnya, semakin kita sadari kalau keberuntungan dalam hidup di dunia tidak bisa semata-mata kita ukur dengan tinjauan materi. Karena itu, seandainya seseorang tidak memperoleh kenikmatan materi sekalipun, dia masih tergolong orang yang beruntung manakala menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

MUQODDIMAH

Permasalahan pendidikan, khususnya pendidikan pelajar Muslim merupakan permasalahan yang patut mendapatkan perhatian intensif dari seluruh komponen masyarakat. Hal ini disebabkan karena generasi muda muslim sekarang adalah wajah umat Islam dimasa yang akan datang.

Dalam upaya membimbing dan menyiapkan generasi Muslim yang memahami Islam secara Komprehensif (Syaamil) dan Integral (Mutakammil), maka Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Berupaya memberikan landasan moral (khuluqiyah), spiritual (ruhiy dan ta’abbudi), intelektual (fikri dan ilmi) yang dikembangkan melalui jenjang pendidikan formal.

Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Pendaftaran SDIT

Waktu Pendaftaran :

1. Pendaftaran15 Februari - 3 Juni 2011
2. Test Seleksi4 Juni 2011
3. Pengumuman dan Daftar Ulang11 Juni 2011
4. Masa Orientasi Santri20 - 22 Juli 2011
5. Awal KBM25 Juli 2011


Syarat Pendaftaran :

1. Membayar uang pendaftaran Rp. 75.000,-
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Foto Copy Ijazah TK 1 lembar
4. Foto Copy Akta Kelahiran 1 lembar
5. Foto Copy Kartu Keluarga (KK) 1 lembar
6. Foto Copy KTP Orang Tua/Wali 1 lembar
8. Pas foto hitam putih 2 x 3 @4 lembar dan 3 x 4 @4 lembar

Materi Test Seleksi:

1. Calistung (membaca, menulis dan berhitung)
2. Al-Qur'an
3. Psikotes


Biaya Pendidikan :


1. Syahriyah/BulananRp. 50.000,-
2. Seragam PutraRp. 475.000,-
3. Seragam PutriRp. 500.000,-
4. Raport Pesantren dan SekolahRp. 50.000,-
5. Media PembelajaranRp. 120.000,-/Semester
6. Buku PelajaranRp. 300.000,-
6. Infaq BangunanRp. 750.000,-
Total Biaya PutraRp. 1.840.000,-
Total Biaya PutriRp. 1.845.000,-
<<--BackDownload Brosur-->>
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Pendaftaran SMP dan MA

Waktu Pendaftaran :

1. Pendaftaran1 Maret - 30 Juni 2011
2. Test Masuk dan Pengumuman2 - 3 Juli 2011
3. Daftar Ulang3 - 4 Juli 2011
4. Masa Orientasi Santri6 - 8 Juli 2011
5. Studium General11 Juli 2011
6. Awal KBM12 Juli 2011


Syarat Pendaftaran :

1. Membayar uang pendaftaran Rp. 75.000,-
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Foto Copy Ijazah atau sementara bisa menggunakan SKHUN yang dilegalisir 3 lembar
4. Foto Copy Akta Kelahiran 2 lembar
5. Foto Copy Raport 1 bundel
6. Foto Copy Kartu NISN 1 lembar
7. SKKB dari sekolah asal 2 lembar
8. Pas foto hitam putih 2 x 3 @4 lembar dan 3 x 4 @4 lembar

Materi Test Seleksi:

1. Pengetahuan Agama
2. Bahasa ( Indonesia, Inggris dan Arab )
3. Matematika
4. Al-Qur'an
5. Psikologi
6. Kesehatan

Biaya Pendidikan :



1. Syahriyah/BulananRp. 450.000,-
2. Seragam 4 stel Pa/PiRp. 600.000,-
3. Kasur dan sewa lemariRp. 650.000,-
4. Raport Pesantren dan SekolahRp. 75.000,-
5. Masa Ta'aruf SantriRp. 50.000,-
6. Infaq BangunanRp. 1.000.000,-
7. Buku Pelajaran/Kitab 1 tahun *)*) ditentukan oleh sekolah/unit masing-masing
Total Biaya Awal TahunRp. 2.825.000,-
<<--BackDownload Brosur-->>
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Informasi Pendaftaran Santri Baru Tahun 2011/2012

Satuan Pendidikan : Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Menu Download :

1) Pamflet PSB T.A 2011/2012 Download

2) Brosur SDIT TA 2011/2012 Download

3) Brosur PSB SMP & MA T.A 2011/2012 Download

4) Instrumen Hymne Pesantren Al-Urwatul Wutsqo VERS_1 Download VERS_2 Download VERS_3 Download Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

PESANTREN AL-URWATUL WUTSQO

Jl.Sempurna No. 32 Terusan, Sindang, Indramayu - Jawa Barat
Phone +62234 - 273460
e-mail: pp.al_urwatulwutsqo@yahoo.co.id
website: http://klik-wutsqo.blogspot.com Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2009

Popular

WUTSQO Galery