-->

Selamat Datang di Website Resmi Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu

Sebaik-baik Harta, Ditangan Orang yang Sholeh

Hadits semacam ini dibawakan oleh Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrod pada Bab “Sebaik-baik harta di tanga orang yang sholih”.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَلِىٍّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ يَقُولُ بَعَثَ إِلَىَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلاَحَكَ ثُمَّ ائْتِنِى ». فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَصَعَّدَ فِىَّ النَّظَرَ ثُمَّ طَأْطَأَهُ فَقَالَ « إِنِّى أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ وَأَرْغَبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً ». قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَسْلَمْتُ مِنْ أَجْلِ الْمَالِ وَلَكِنِّى أَسْلَمْتُ رَغْبَةً فِى الإِسْلاَمِ وَأَنْ أَكُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. فَقَالَ « يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ »

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ali dari Bapaknya ia berkata, saya mendengar Amru bin Ash berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus seseorang kepadaku agar mengatakan, “Bawalah pakaian dan senjatamu, kemudian temuilah aku.” Maka aku pun datang menemui beliau, sementara beliau sedang berwudlu. Beliau kemudian memandangiku dengan serius dan mengangguk-anggukkan (kepalanya). Beliau lalu bersabda: “Aku ingin mengutusmu berperang bersama sepasukan prajurit. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah dan dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik.” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidaklah memeluk Islam lantaran ingin mendapatkan harta, akan tetapi saya memeluk Islam karena kecintaanku terhadap Islam dan berharap bisa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Maka beliau bersabda: “Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih.” (HR. Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Beberapa faedah dari hadits di atas:

Pertama: Yang dimaksud orang yang sholih adalah orang yang memperhatikan dan menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak sesama. (Lihat Syarh Shahih Adabil Mufrod, 1/390)

Kedua: Harta yang baik adalah harta yang dimanfaatkan untuk maslahat dunia dan akhirat (Lihat Syarh Shahih Adabil Mufrod, 1/390). Ini tentu saja yang pintar mengolahnya adalah hamba Allah yang sholih yang mengerti kedua maslahat ini. Maka tepatlah maksud di atas bahwa sebaik-baik harta adalah harta yang dikelola orang yang sholih.

Oleh karena itu, bagi kita yang punya kewajiban zakat atau gemar berinfak pandai-pandailah untuk memilih tempat yang baik untuk menyalurkan harta tersebut. Sungguh tidak tepat jika harta tersebut disalurkan pada peminta-minta di jalan yang kesehariannya meninggalkan shalat. Yang ini tentu saja jauh dari kesholihan.

Ketiga: Harta yang tidak digunakan di jalan kebaikan dan melupakan kewajiban, harta seperti ini bisa jadi hilang barokah dan kebaikan di dalamnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)

Oleh karena itu, harta tersebut sudah sepantasnya disalurkan pada hal-hal yang wajib, mulai dari menafkahi keluarga serta menunaikan zakat jika telah mencapai nishob dan haul. Setelah itu barulah disalurkan pada hal-hal lain yang bermanfaat.

Keempat: Hadits ini merupakan pertanda bolehnya seseorang mengumpulkan harta yang halal yang nantinya akan ia gunakan untuk menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada dirinya. Ibnu Hibban membawakan hadits ini dalam kitab Shahihnya pada Bab “Mengumpulkan harta yang halal.”

Kelima: Tidak apa-apa seseorang itu kaya, asalkan bertakwa dan memiliki sifat qona’ah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ

“Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Al Baihaqi dalam kitab Adabnya membawakan hadits yang kita bahas ini dalam Bab “Tidak mengapa seseorang itu kaya, asalkan ia bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla dan ia menyalurkan hak tadi serta menempatkannya pada tempat yang benar.”

Oleh karena itu kaya harta tidaklah tercela. Namun yang tercela adalah tidak pernah merasa cukup dan puas (qona’ah) dengan apa yang Allah beri. Padahal sungguh beruntung orang yang punya sifat qona’ah. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1054)
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Rusia Belajar Perbankan Syariah di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Sebanyak delapan spesialis ekonomi, akademisi dan perbankan dari Rusia melakukan pendalaman perbankan syariah di Indonesia. Acara berlangsung dari tanggal 11 hingga 20 Juni lalu.

Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana, kepada Antara London, Selasa (21/6), menyebutkan bahwa mereka berasal dari berbagai instansi di berbagai wilayah Rusia. Diantaranya dari Gazprombank, Logistic Investment Group "Safinat", Bank Express, Hazina Finance, Association of Credit Organization of Bashkortostan, Russian Muftis Council dan Russian Islamic University of Kazan.

Selama di Indonesia, mereka melakukan diskusi intensif dengan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Mereka membahas berbagai topik mengenai perbankan syariah seperti peranan perbankan, sukuk, ijarah, murabahah, mudharabah, musyarakah, investasi dan pengoperasian perbankan syariah. Mereka juga diperkenalkan bagaimana Bank Muamalat beroperasi.

Delegasi Rusia berkesempatan mengunjungi perusahaan kecil menengah (KUKM) 'Almadani' yang merupakan salah satu KUKM binaan Bank Muamalat yang cukup berkembang di Bandung. Almadani bergerak di bidang konveksi pakaian muslim.

Alexandr Kazakov, Director of the Department of Structured Finance and Syndicated Lending of Gazprombank, menyampaikan ketertarikannya berkerjasama dengan perbankan syariah di Indonesia. "Kami sangat tertarik untuk memperlajari sukuk dari Indonesia dan diharapkan ada kerjasama lebih konkrit dengan bank-bank syariah di Indonesia," ujar Alexandr Kazakov.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Peran BMT di Era Otonomi Daerah

Hernandi de Soto dalam bukunya The Mystery of Capital (2001) menggambarkan betapa besarnya sektor ekonomi informal dalam memainkan perannya dalam aktivitas ekonomi di negara berkembang. Ia juga mensinyalir keterpurukan ekonomi di negara berkembang disebabkan ketidakmampuan untuk menumbuhkan lembaga permodalan bagi masyarakatnya yang mayoritas pengusaha kecil.

Indonesia misalnya, adalah negara berkembang yang jumlah pengusaha kecilnya mencapai 39.04 juta jiwa. Namun para pengusaha kecil tersebut tidak memiliki akses yang signifikan ke lembaga perbankan, sebagai lembaga permodalan. Lembaga-lembaga perbankan belum bisa menjangkau kebutuhan para pengusaha kecil, terutama di daerah dan pedesaan.

Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau daerah perdesaan (sektor pertanian dan sektor informal) secara memadai yang mampu memberikan alternatif pelayanan (produk jasa) simpan-pinjam yang kompatibel dengan kondisi sosial kultural serta ‘kebutuhan’ ekonomi masyarakat desa menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat ‘dihadirkan’ di daerah kabupaten kota dan bahkan di kecamatan dan perdesaan.

Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah, merupakan konsep pengelolaan dana (simpan-pinjam) di tingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan (administrasi) terendah yaitu desa.

Dari data di lapangan harus diakui bahwa konsep BRI Unit Desa sudah mampu ‘menjangkau’ komunitas pedesaan, terutama untuk pelayanan penabungan (saving). Kampanye pemerintah agar rakyat menabung efektif dilaksanakan masyarakat perdesaan hampir dua dekade (1970-80’an). Namun kelemahan dari konsep pembangunan masa lalu adalah adalah terserapnya ‘tabungan masyarakat’ pedesaan ke ‘kota’ dan hanya sepertiga dana tabungan masyarakat yang dapat diakses oleh masyarakat perdesaaan itu sendiri. Selebihnya lari ke kota dan digunakan oleh orang kota. Meskipun pada tahun 1992 terjadi peningkatan, namun masih jauh dari signifikan. Menurut data 1992, akumulasi tabungan masyarakat Desa di BRI Unit Desa sebesar Rp 21,8 trilyun, sedangkan kredit yang dikucurkan untuk masyarakat desa hanya Rp 9,9 triliun. Berarti masih cukup banyak dana desa yang diserap orang kota. Padahal seharusnya terjadi sebaliknya, dana orang kota digunakan orang desa.

Konsep BRI Unit Desa ini sebenarnya sudah bisa dijadikan semacam acuan untuk pengembangan daerah (desa), namun apakah BRI Unit Desa sudah dapat mengakses kelompok yang paling miskin di akar rumput? Mungkin secara teknis dan di atas kertas bisa saja. Namun jika dilihat dari karakteristik bisnis perbankan dan karakteristik peminjam, jawabannya tidak bisa. Maka dengan kekosongan pada pasar lembaga keuangan untuk tingkat paling miskin ini, institusi yang paling cocok adalah konsep Baitul Maal wat Tamwil (BMT).

Asumsi dan teori lama yang sudah menjadi mitos tentang lemahnya kapasitas usaha mikro dalam mengelola pinjaman, telah dipatahkan dengan keberhasilan performance Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di banyak negara berkembang (termasuk Indonesia). Di Indonesia kepiawaian lembaga keuangan mikro telah terbukti pada masa krisis moneter sejak tahun 1997-2002. yang lalu. Keuangan mikro kini dianggap sebagai terobosan institusional untuk melayani pembiayaan masyarakat pedesaan maupun perkotaan para pengusaha mikro.

Agar lembaga keuangan mikro BMT terfokus, profesional dan efektif melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang betul-betul membutuhkan, kita dapat mengacu prinsip utama yang disyaratkan oleh Microcredit Summit. Setidaknya ada empat prinsip yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pengembangan BMT. Adapun prinsip-prinsip utama tersebut adalah :

1. Reaching the poorest
The poorest yang dimaksud adalah masyarakat paling miskin, namun secara ekonomi mereka aktif (economically active)dan memiliki semangat entrereneurship. Secara internasional mereka dipahami merupakan separoh bagian bawah dari garis kemiskinan nasional.

2. Reaching and empowering women
Wanita merupakan korban yang paling menderita dalam kemiskinan, oleh sebab itu mereka harus menjadi fokus utama. Di samping itu, dari pengalaman lapangan di berbagai negara menunjukkan bahwa wanita merupakan peminjam, pemakai dan pengembali kredit yang baik.

3. Building financially sustainable institution
Agar secara terus menerus dapat melayani masyarakat miskin, sehingga semakin banyak yang terlayani, maka secara financial, Lembaga BMT tersebut harus terjamin berkelanjutan.

4. Measurable impact
Dampak dari kehadiran kelembagaan dapat diukur sehingga evaluasi dapat dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk perbaikan kinerja kelembagaan.

Dari paparan di atas, terlihat jelas bahwa lembaga keuangan mikro BMT memerankan posisi yang penting. Era otonomi daerah dan merupakan peluang bagi pengembangan keuangan mikro, maupun dalam arti sebaliknya, otonomi daerah dapat memanfaatkan lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan daerahnya.

Mengutip formulasi Bambang Ismawan (1994) tentang lembaga keuangan mikro, maka setidaknya terdapat beberapa hal yang diperankan BMT dalam otonomi daerah :

1. Mendukung pemerataan pertumbuhan
Pelayanan BMT secara luas dan efektif sehingga akan terlayani berbagai kelompok usaha mikro. Perkembangan usaha mikro yang kemudian berubah menjadi usaha kecil, hal ini akan memfasilitasi pemerataan pertumbuhan.

2. Mengatasi kesenjangan kota dan desa
Akibat jangkauan BMT yang luas, bisa meliputi desa dan kota, hal ini merupakan terobosan pembangunan. Harus diakui, pembangunan selama ini acap kali kurang adil pada masyarakat desa, sebab lebih condong mengembangkan kota. Salah satu indikatornya adalah dari derasnya arus urbanisasi dan pesatnya perkembangan keuangan mikro yang berkemampuan menjangkau desa, tentu saja akan mengurangi kesenjangan desa dan kota.

3. Mengatasi kesenjangan usaha besar dan usaha kecil

Sektor yang selama ini mendapat akses dan kemudahan dalam mengembangkan diri adalah usaha besar, akibatnya timbul jurang yang lebar antara perkembangan usaha besar dan semakin tak terkejar oleh usaha kecil. Dengan dukungan pembiayaan usaha kecil, tentunya hal ini akan mengurangi kesenjangan yang terjadi.

4. Mengurangi capital outflow dari desa-kota maupun daerah-pusat
Sebagaimana disebut di atas, bahwa masyarakat desa mempunyai kemampuan menabung yang cukup tinggi, terbukti dari akumulasi tabungan yang mencapai 21,8 trilyun rupiah pada BRI Unit Desa. Meski demikian, kemampuan memanfaatkan kredit hanya 9,9 trilyun pada bulan Januari 2002 atau kurang dari setengahnya (sumber Bank Indonesia). Hal ini memperlihatkan bahwa askes faktor produksi dari masyarakat desa, telah diserap oleh masyarakat kota. Artinya akses pertumbuhan yang dibangun oleh masyarakat desa telah “disedot” oleh masyarakat kota, sehingga kota bisa menjadi lebih pesat sementara desa akan mengalami kemandekan. Sedangkan capital outflow dari daerah ke pusat diindikasikan kuat terjadi pula, hal ini dapat dilihat dari perkembangan kota-kota besar yang sedemikian pesat, semakin meninggalkan pertumbuhan daerah. Lembaga keuangan mikro syari’ah BMT, lebih berkemampuan memfasilitasi agar tabungan dari masyarakat desa atau daerah terkait, dapat memanfaatkan kembali tabungan yang telah mereka kumpulkan.

5. Meningkatkan kemandirian daerah
Dengan adanya faktor-faktor produksi (capital, tanah, SDM) yang merupakan kekuatan dimiliki oleh daerah, dimanfaatkan dan didayagunakan sepenuhnya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada, maka ketergantungan terhadap investasi dari luar daerah (maupun luar negeri) akan terkurangi, serta investasi ekonomi rakyat, dapat berkembang pesat. Kemandirian daerah tentu akan berdampak pada kemandirian nasional, sebab nasional terdiri dari daerah-daerah, sehingga dengan sendirinya ketergantungan terhadap utang luar negeri akan terkurangi.
Adanya pemerataan pertumbuhan, terjadinya keseimbangan pertumbuhan kota dan desa, berkurangnya kesenjangan usaha besar-usaha kecil, tentunya hal ini akan mengurangi kemungkinan ketidakstabilan daerah. Kecemburuan sosial dengan sendirinya akan terkurangi, sebab adanya kesejahteraan yang merata akan menimbulkan multiplier effect maupun interdependensi antar satu bagian dengan bagian yang lain.

Era otonomi daerah merupakan peluang untuk memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan lembaga keuangan mikro syariah BMT. Melalui keuangan mikro syariah, kebangkitan ekonomi rakyat (sekaligus ekonomi nasional) maupun pengurangan kemiskinan, akan dilakukan oleh rakyat sendiri. Memang telah tiba saatnya, masyarakat menemukan jalannya sendiri untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi

Penutup
Dalam era otonomi daerah, aktor-aktor daerah sangat berperan penting dalam pengembangan BMT. Sebab bagaimanapun juga, untuk memfasilitasi pengembangan keuangan mikro syariah tersebut, diperlukan suasana yang kondusif (enabling environment) dan political will yang kuat, misalnya dukungan peraturan-peraturan yang memfasilitasi pengembangannya maupun melindungi keuangan mikro itu sendiri, bukan malahan menghambat atau mematikannya. Tentu aturan merupakan satu faktor untuk pengembangan keuangan mikro, faktor lain adalah para pelaku maupun stakeholders yang terlibat di daerah.

(Oleh: AGustianto | Penulis adalah Sekjend Ikatan Ahli Ekonomi Islam Pusat dan Dosen IAIN-SU/Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta).
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Mau Dibawa Kemana Masalah Umat Islam

Khutbah Pertama

Amma ba’du :
Ibadallah! Bertakwalah Kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Karena takwa adalah rahasia kemenangan dan keberuntungan, kunci pertolongan dan kesuksesan, dan jalan kebaikan dan keshalihan.

Saudara-saudara seiman dan seakidah ! Allah Subhanahu Wata’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Lalu beliau memberikan kabar gembira, menyampaikan peringatan, menyerukan, memberitakan, menunjukkan, memperingatkan, menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasehati umat, menyingkap mendung yang gelap dengan perintah Tuhannya serta memberikan petunjuk yang jelas kepada umat manusia dengan izin Allah menuju jalan mulia dan terpuji. Maka bumi pun bersinar terang setelah sebelumnya gelap gulita dan umat pun bersatu padu setelah sebelumnya bercerai-berai.
Allah Subhanahu Wata’ala memilih orang-orang yang siap mendukung perjuangan beliau. Mereka adalah sahabat-sahabat yang mulia. Mereka adalah generasi terbaik sepanjang masa. Mereka disepakati sebagai umat terbaik setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. memiliki hati yang paling berbakti, ilmu yang dalam, dan sikap yang paling jauh dari mengada-ada. Jika memimpin, mereka adalah pemimpin yang baik hati dan berbakti. Jika berkuasa, mereka adalah penguasa yang baik dan bijak. Bagaimana tidak, sedangkan Allah Subhanahu Wata’ala telah memilih mereka untuk mendukung perjuangan NabiNya dan mengemban syariatNya?! Sepeninggal Rasulullah merekalah yang mengangkat panji-panji dakwah dan jihad. Maka mereka berhasil membuka banyak daerah dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia. Mereka membimbingnya ke arah yang terbaik dalam urusan dunia dan Akhirat. Mereka membimbingnya ke arah yang terbaik dalam urusan dunia dan Akhirat. Mereka menyebarkan Islam dibelahan timur dan barat. Mereka mengangkat bendera tauhid, menghancurkan singgasana syirik, dan menurunkan bendera jahiliyah. Mereka berhasil menempati posisi terdepan dan menduduki kursi pimpinan kemanusiaan. Mereka berhasil memegang kendali pimpinan manusia. Maka umat yang semula bekerja sebagai penggembala kambing berubah menjadi pemimpin bangsa dan komandan umat. Mereka berhasil mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan, memegang tongkat kepemimpinan, menempati posisi terdepan, dan membuat bumi dipenuhi keadilan, serta mengisi hati dengan iman, takwa dan ilmu pengetahuan. Sebuah pencapaian yang belum pernah ada bandingannya sepanjang sejarah di seluruh dunia.
Wahai umat Islam ! Tidak lama setelah tiga periode terbaik berakhir, beragam fitnah muncul ke permukaan dan malapetaka merajalela. Lalu lahirlah generasi baru yang berbeda-beda jalan, berpaling dari jalan para Rasul, dikuasai hawa nafsu, berselisih pendapat, bermacam-macam madzhab, dan memiliki beragam selera dan kepentingan.


فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَالَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (QS. Almukminun :53)
Perselisihan marak di antara mereka. Mereka dihancurkan oleh keangkuhan (egoisme). Mereka bekerja untuk kepentingan pribadi. Maka umat pun tersesat jalan selama berabad-abad. Mereka mengabaikan perintah Allah Subhanahu Wata’ala, maka persatuan mereka pun berantakan saat berhadapan dengan musuh-musuh Allah yang senantiasa berupaya memadamkan cahaya Allah.


يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلاَّ أَن يُّتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mareka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah :32)
Akibat dari sikap meninggalkan dasar-dasar akidah yang baku dan pilar-pilar yang kokoh adalah keberhasilan musuh-musuh Islam menguasai umat Islam secara total. Mereka berhasil menduduki wilayah kaum muslimin, mengubah pola pikirnya, dan menginjak-injak kehormatannya. Maka umat Islam pun dihantam badai perpecahan yang luar biasa. Pemahaman mereka banyak yang sesat dan jauh dari kebenaran. Yang mengambil keuntungan dari keadaan semacam ini tidak lain adalah musuh-musuh Islam. Karena merekalah yang tidak henti-hentinya menyerang umat Islam dengan berbagai macam tantangan dan serangan. Rekayasa dan persekongkolan mereka tidak terhitung banyaknya, dengan beraneka ragam tujuan dan kepentingan. Sehingga generasi demi generasi umat ini dilanda krisis demi krisis. Wilayahnya diduduki, pola pikirnya diubah, tempat-tempat sucinya dipermainkan, kehormatannya dilecehkan, harga dirinya diinjak-injak, harta bendanya dirampas, dan hal-hal yang mereka hargai dicampakkan. Kerajaan-kerajaan dan Negara-negara yang dikuasai umat Islam selama berabad-abad tinggal kenangan.
Hingga kini perang melawan Islam masih jelas dan terbuka. Masalah-masalah umat kita, bencana-bencana masyarakat kita, dan luka-luka saudara kita masih terus mengeluarkan darah di zaman saat ukuran dan timbangan terjungkir balik. Yang tertindas menjadi penindas. Yang dituntut menjadi penuntut. Sementara badan-badan dunia menutup mata dan organisasi-organisasi internasional enggan membela hak-hak umat Islam. Sehingga rakyat pun terbius dan linglung. Dan orang yang mengikuti perkembangan musibah yang menimpa umatnya dan bencana yang dialami saudara-saudaranya nyaris kehilangan harapan. Bahkan ia pun merasa putus asa dan menahan pedih. Sementara ia melihat dan mendengar masalah-masalah yang menimpa umat Islam semakin lama semakin menumpuk. Letupan-letupan kondisi umat Islam berubah menjadi pertarungan dan pertentangan. Perang yang dahsyat, pertarungan yang hebat, rangkaian pembunuhan dan pengusiran semakin menjadi-jadi. Yang lebih mengherankan adalah hal-hal semacam itu terjadi antar saudara seiman. Seseorang menodongkan senjatanya ke dada saudaranya sendiri.
Ini adalah kondisi yang memilukan dan mengenaskan. Hanya kepada Allahlah kita mengadu. Hanya kepadaNya kita meminta pertolongan. Laa haula wala quata illa billah !
Wahai umat Islam ! masalah pertama kita yang tidak boleh dilupakan di tengah munculnya pertarungan-pertarungan dan masalah-masalah baru ialah masalah kiblat-kiblat kita yang pertama dan tanah suci kita yang ketiga. Masalah baitul Maqdis ini harus tetap ada di dalam hati setiap muslim. Dan sampai kapanpun tidak boleh ada kompromi tentang hal ini. Apa yang dilakukan oleh Zionisme internasional sepanjang sejarah terlihat jelas oleh umat Islam. Bahkan tercatat dengan tinta hitam pekat bagi kaum yang suka menyebar fitnah dan suka berkhianat. Yaitu mereka yang sepanjang sejarah dikenal sebagai pelanggar perjanjian dan selalu melukai perasaan umat Islam secara terang-terangan.
Kekejaman orang-orang Serbia terhadap warga muslim seperti yang pernah terjadi di Bosnia-Herzegovina adalah sesuatu yang mengguncang jiwa dan mengganggu ketentraman hati.
Semoga Allah berkenan menyelamatkan Sarajevo yang dihujani oleh para missionaris salib yang menyimpan dendam dengan rudal-rudal caci maki dan dendam serta mortir-mortir kekejian dan tipu daya terhadap masjid-masjid, sekolah-sekolah dan rumah-rumah.
Sementara disomalia, apa yang terjadi di sana ? Sampai di manakah berita-berita tentang pertikaian antar fraksi yang ada di Somalia akan berakhir dalam rangka mewujudkan keamanan negri mereka serta keselamatan rakyat dan anak-anak mereka ?
Apa yang berlangsung di wilayah Afghanistan adalah perkara, musibah, dan bencana besar yang membingungkan orang terpelajar sekalipun. Apa sesungguhnya inti dari pertikaian demi pertikaian yang terus berlangsung di bumi Afghanistan ? Siapakah yang mengambil keuntungan dari apa yang terjadi di sana ? Hanya kepada Allahlah kita mengadu Apa yang terjadi di Afghanistan telah mencapai kondisi yang tidak bisa diterima oleh orang yang berakal sehat dan terhormat. Mungkinkah seseorang bersikap lebih keras terhadap saudaranya sendiri dibanding sikapnya terhadap musuh yang nyata ? Apa gerangan rahasia di balik itu ? Apa yang sesungguhnya terjadi ?
Rakyat Afghanistan telah berhasil memerdekakan negrinya dari cengkeraman rezim komunis merah secara gemilang dan menakjubkan. Kemerdekaan ini sangat dibanggakan oleh umat Islam. Seluruh umat ini telah mengorbankan nyawa dan putra-putra terbaik mereka, memberikan harta dan doa mereka untuk mendukung jihad di sana. Lalu mengapa wibawa jihad menghilang dan kepahlawanan para pejuang dirusak citranya.?
Wahai para petinggi Afghanistan, bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala terhadap diri anda sendiri, negri anda dan rakyat anda. Sungguh akan menjadi jaya bila anda tunduk pada syari’at Allah dan merendam konflik dengan cara-cara yang benar. Jangan sia-siakan harapan umat yang digantungkan dipundak anda. Jangan menambah derita dan kesedihan umat dengan pertikaian anda. Mengapa tangan-tangan jahil mendapat kesempatan untuk mengobok-obok negri anda dan mengobarkan api pertikaian di antara anda sekalian ?! Dengarkalah suara akal dan kebenaran. Lindungilah Negara dan penduduknya dari kerusakan dan kehancuran.
Sesungguhnya kami khawatir seruan-seruan yang dikumandangkan tidak ada gunanya, dan segala upaya ke arah perdamaian dan kesepakatan tidak ada manfaatnya. Namun harapan masih ada di benak kami. Dan semangat bercita-cita membisikkan kepada kami tentang penghentian pertumpahan darah di sana. Kami berharap mudah-mudahan para petinggi Afghanistan mau memenuhi ajakan ke arah perdamaian dan persatuan. Mudah-mudahan mereka mau menyatukan hati mereka di atas akidah tauhid. Semoga mereka mau merapatkan barisan dan menyatukan kata, serta menghindari kepentingan pribadi dan hawa nafsu. Celakalah kepentingan pribadi! Dan persetan dengan kepentingan individu! Bila hal itu menjadi penghalang terwujudnya kepentingan umat dan keselamatan bersama. Masa bodoh dengan kursi dan jabatan! Dan persetan dengan harapan dan gaji! Bila hal itu menyeret Negara dan rakyat ke lembah kenistaan dan kehancuran.
Ayyuhal ikhwah al-muslimun! Kesedihan lain yang menimpa umat Islam masih banyak. Luka-luka yang dideritanya tidak sedikit. Dan berita-berita tentang minoritas muslim tidak bisa ditutup-tutupi oleh penyair berikut ini :
Jazirah ditimpa bencana yang tidak bisa dihibur
Uhud runtuh dan gunung berapi memuntahkan lahar
Punyakah anda berita dari penduduk Andalusia
Karena para musafir telah membawa berita mereka
Hanifiyah putih menangis menahan sedih
Seperti orang yang berpisah dengan kekasih
Mereka mengisi negri yang semakin sepi dari Islam
Dan telah ramai dengan kekufuran
Bahkan menara yang keras pun ikut menangisinya
Dan mimbar kayu pun meratapi nasibnya
Betapa banyak orang yang tertindas meminta tolong kepada kita
Mereka terbunuh dan menjadi tawanan perang
Tetapi tak seorang pun tergetar hatinya
Hati pasti meleleh dan sedih karena hal ini
Bila di dalam hati ada setetes Islam dan iman

Wahai para pemimpin umat Islam! Wahai orang-orang yang dikaruniai jabatan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan diangkatNya sebagai pemimpin di muka bumi untuk melaksanakan keadilan dan memberantas kezhaliman! Bertakwalah kepada Allah. Tolonglah agama Allah dan bantulah rakyat anda untuk menegakkan syari’ah Allah dan dukunglah urusan-urusan yang dialami umat Islam.
Wahai para ulama! Wahai orang-orang yang dipercaya menerima warisan para Nabi! Wahai orang-orang yang terikat perjanjian untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat dan tidak menyembunyikan ilmu! Laksanakanlah tugas anda dalam memberikan pengajaran dan pengarahan. Jangan merasa berat hati saat melaksanakan tugas anda. Berbuat baiklah kepada Allah, kitab SuciNya, RasulNya, pemimpin-pemimpin umat dan masyarakat awam.
Wahai para muballigh dan da’i! Satukanlah hati anda pada jalan yang dianut oleh generasi Sahabat yang shalih. Singkirkan fanatisme golongan yang sempit dan kepentingan pribadi. Bantulah para pemimpin kita dalam mewujudkan kebaikan bagi seluruh umat. Sesungguhnya kerjasama antara rakyat dan pemimpin adalah inti kemaslahatan umat. Sedangkan pembangkangan, perpecahan dan keluar dari jama’ah akan menyeret umat kepada bencana dan bahaya besar. Salah satu anugerah yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala kepada negri (Makkah) ini ialah bahwa Allah membuka dada dan mengulurkan tangan pejabat pemerintah maupun ulama untuk mengurus persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat Islam dan berusaha mendamaikan pihak-pihak yang berseteru. Ini bukan hal yang aneh bagi kota Makkah. Karena tempat ini adalah pusat perhatian umat Islam dan tambatan hati mereka. Maka hendaklah umat ini mengulurkan tangan tangannya kepada kota suci ini untuk memudahkan kepentingan-kepentingan umat Islam dan menghindarkan mereka dari kerusakan dan mara bahaya.
Umat Islam harus menelaah kembali tahapan-tahapan kerja, cara pengajaran dan penanaman akidah secara mendasar. Karena kata-kata dan peringatan tidak lagi berguna. Sesungguhnya tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi umat dan mengeluarkan mereka dari segala kesulitan berada di pundak seluruh umat Islam. Ini harus dilakukan dalam langkah-langkah yang berkesinambungan dalam segi akidah, ilmu pengetahuan, akal (intelektualitas) dan hikmah (kebijaksanaan dan kearifan). Supaya janji Allah yang tidak pernah meleset dapat diwujudkan oleh umat. Sesungguhnya kita berharap agar musibah-musibah yang menimpa umat Islam hanyalah mendung di musim panas yang akan hilang dalam sekejap. Karena kemenangan adalah milik Islam dan umatnya. Maka tenteramlah hati anda, wahai umat Islam. Sebab hanya dari Allahlah kita dapat mengambil kemenangan dan kejayaan.


وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. An-Nuur :55)
Terkadang seseorang terbelenggu kesulitan yang luar biasa
Tetapi dia menemukan jalan keluarnya di sisi Allah
Saat lingkaran kesulitan terikat kuat
Tiba-tiba ikatan itu terbuka
Padahal semula aku mengira tak akan terbuka


بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ



Khutbah Kedua

Amma ba’du :

Ayyuhal ikhwah fillah! Salah satu dasar yang tidak bisa ditawar ialah bahwa masalah Masjidl Aqsha adalah masalah umat Islam yang mengakar dan insya’allah akan tetap seperti itu sampai hari kiamat. Jadi, tidak ada tawar menawar untuk tempat-tempat suci kita. Dan tidak ada kompromi sedikit pun untuk hal-hal yang mendasar. Masalah Masjidil Aqsha adalah masalah pokok dan terbesar bagi umat Islam. Karena Masjidil Aqsha adalah kiblat pertama kita, tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan tempat Isro’ Nabi kita, ia memiliki kedudukan yang kuat di dalam akar sejarah kita. Dan kini, ia tengah mengalami tragedi yang memilukan hati akibat ulah saudara-saudara kera dan babi, la’natullahi alaihim. Mereka ingin menghancurkan bangunannya, mengubah jati dirinya dan menggantinya dengan apa yang mereka sebut sebagai Haikal. Semoga keinginan mereka tidak tercapai.
Ibadallah! Saudara-saudara Anda di bumi paletina yang tengah berjihad. Mereka sedang bangkit dan bergolak untuk mempertahankan Masjidil Aqsha dan tanah suci. Jadi, umat Islam wajib mendukung perjuangan mereka, dan berpihak kepada mereka dalam melawan orang-orang Yahudi yang jahat. Sehingga Allah Subhanahu Wata’ala berkenan menyejukkan mata kita dengan kemenangan dan kejayaan. Dan itu tidaklah sulit bagi Allah Subhanahu Wata’ala.


اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Kopiah, identitas Santri?

Zaman sekarang sebuah kemasan, merek, bahasa pesantrennya bentuk dhahir, dianggap jauh lebih penting ketimbang sebuah isi. Perkembangan zaman telah berhasil menanamkan kemasan menjadi sesutau yang penting, mengabaikan kwalitas.
Dalam Ta'lim al-Muta'alim, buah pena Syeikh Zarnuji yang menurut sebagian kalangan sudah tidak relevan, ada penekakan untuk selalu memakai tutup kepala dalam setiap aktifitas. Kemudian oleh pesantren hal itu tidak diterjemahkan dalam bentuk serban atau tutup kepala lainnya, tetapi diwujudkan dalam bentuk kopiah.

Dalam pandangan mereka, memakai kopiah merupakan bentuk kewiraian atau kezuhudan seseorang, paling tidak sebagai bentuk kelaziman. Oleh karenanya, seorang santri tidak diperbolehkan melepas peci dalam kesehariannya. Santri yang berani menanggalkan kopiah diidentikkan dengan santri badung yang sering melangar tatakrama dan aturan.
Tradisi ini menjalar ke masyarakat, dengan berkopiah seseorang dianggap memiliki nilai plus, kurang utama bila menanggalkan kopiah saat menunaikan shalat, dan lain sebagainya, termasuk ketika sekarang banyak orang mencari simpati untuk meraih suara.

Namun ironis, akibat penekanannya atas bentuk lahir, pemahaman akan tradisi pesantrenpun menjadi keliru. Banyak masyarakat memakan mentah-mentah tradisi ini, contoh kecil ketika mereka salah kaprah memakai kopiah dalam shalat, terbukti masih banyak yang malah menutup bagian yang mestinya terbuka waktu melakukan sujud, tidak sedikit yang keliru memakai kopiah.

Tutup kepala yang terbuat dari beludru warna gelap dengan ketinggian antara 6-12 cm ini, ada yang mengatakan, bila dipandang dari segi bentuk merupakan modifikasi antara torbus Turki dengan peci India. Ada pula yang menyatakan bahwa kopiah memang asli kreasi nusantara. Penutup kepala, entah apakah bentuknya sama seperti kopiah-kopiah Indonesia sekarang, memang telah ada sejak dulu kala.

Yang jelas, menurut sejarah pada awal pergerakan Nasional 1908-an, kebanyakan para aktivis masih memakai daster dan tutup kepala blangkon, yang lebih dekat ke tradisi priyayi dan aristokrat. Seiring meluasnya gerakan sama rata sama rasa dan penolakan terhadap feodalisme -paham dan pola sikap yang mengagung-agungkan pangkat dan jabatan tanpa mengagungkan prestasi kerjanya- termasuk dalam berpakaian dan berbahasa, tokoh idola panutan kaum pergerakan waktu itu, Tjokroaminoto yang sering berkopiah, dengan sendirinya kopiah menjalar di kalangan aktifis, termasuk muridnya, Soekarno.

Sejak saat itu kopiah yang semula merupakan tradisi pesantren dijadikan sebagai songkok nasional, identitas ke Indonesiaan, yang dipelopori kaum pergerakan. Ada yang bilang, berkat pesona seorang Soekarno, para aktivis dan priyayi waktu itu mulai menggunakan kopiah. Di samping menjadi simbol Islamisme, kopiah waktu itu juga sebagai simbol patriotisme dan nasionalisme, yang mampu membedakan mana priyayi pro rakyat dan priyayi kolaborator Belanda.

Pada Muktamar NU ke 10 di Banjarmasin, saat Nahdlatul Ulama (NU) mulai sangat aktif melibatkan diri untuk merespon perkembangan dunia luar, baik nasional maupun internasional. NU mengakui Nasioalisme Hindia Belanda dan mulai memperbolehkan warganya memakai pantaloon (celana panjang), namun identitas kesantrian harus tetap terlihat. Salah satu bentuknya adalah memakai kopiah, sehingga masih bisa dibedakan dengan kolonial Belanda.

Namun kini, kopiah bukan hanya identifikasi bagi seorang muslim, pembeda dengan penjajah, patriotisme, ataupun simbol nasionalisme. Lihat saja upacara–upacara pelantikan pejabat Negara, meskipun dia bukan seorang muslim, tidak sedikit yang memakai penutup berbahan beludru ini. Sering pula kita saksikan, bahkan kebanyakan, para perusak Negara memakai kopiah ketika tersudut di depan meja hijau. Berubah fungsikah?

Permasalahan kopiah seperti di atas mestinya ‘menghina’ kecerdasan kita sebagai muslim, khususnya kalangan pesantren. Bagaimana mungkin cuma dengan modal kopiah, orang sudah dipercaya ‘pindah agama’. Segampang itukah? Bagaimana bisa ketaatan beragama hanya muncul sebagai penutup kepala, sebuah keputusan yang perlu dipertanyakan.

Tapi, mari kita hargai keputusan ini, sebab kita memang masyarakat yang gampang ditipu. Apalagi bila tipuan itu memuat unsur-unsur yang kita suka, simbol dan atribut, kopiah misalnya.

Begitu besar minat kita pada atribut, keindahan kemasan, hingga mendorong orang dengan mudahnya merubah kepribadian. Jika ia telah berdandan sedemikian rupa, merasa telah menjadi orang bertakwa. Untuk menjadi seorang nasionalis, kita cukup hanya dengan mengganti nama saja dan kalau mau jadi seniman, orang cukup bermodal memanjangkan rambut dan mengacak-acak dandanan.

Begitulah, zaman telah begini maju, tapi kita masih dengan mudahnya tertipu dengan ‘merek’. Bila kita tidak segera berbenah, jangan heran bila ke depan makin banyak kita temui para penipu.

Untuk mewaspadai hal itu, mulai sekarang kita harus menekan ambisi yang kelewatan atas sebuah simbol dan atribut. Perlu juga ada semacan ‘penelaahan kembali’ oleh setiap muslim. Bagi kalangan pesantren, tentu penelaahan tentang perkopiahan juga perlu ada penekanan, karena ketika imej sebuah kopiah telah tercoreng, secara tidak langsung pesantrenpun terkena imbasnya. Dengan itu, semoga saja penipu-penipu handal sekarang adalah generasi terakhir mereka. Semoga.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Handphone: Pesantren dan Dilema Modernitas

Nurcholis Madjid, salah satu cendekiawan besar muslim Indonesia membagi pesantren (dalam karyanya Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Paramadina, 1997), terkait dengan respon jagat pesantren terhadap tantangan dan arus jaman, ke dalam empat jenis. Pesantren jenis pertama adalah pesantren modern yang penuh ghirah membenahi pesantren dengan sistem yang kompatibel dengan semangat modernitas. Pesantren kedua, pesantren yang melek kemajuan jaman sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai yang positif dari tradisi. Pesantren ketiga adalah pesantren yang juga memahami aspek positif modernitas namun tetap memilih menjadi jangkar bagi persemaian semangat tradisionalisme. Sedangkan pesantren jenis keempat adalah pesantren yang bersikap antagonis terhadap gegap gempita modernisasi. Saat ini, jenis yang terbanyak adalah pesantren ragam kedua. Karena prinsip yang umum dianut oleh dunia pesantren adalah konsep qaidah fiqh yang berbunyi : al-muhafadhah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah, melestarikan tradisi yang masih baik sekaligus mengadopsi hal-hal baru yang jauh lebih baik. Adapun pesantren dengan tipe terakhir, dalam perkiraan penulis, jarang ditemukan atau bahkan sudah tidak ada lagi di saat ini.
Klasifikasi Cak Nur terhadap jenis pesantren tersebut cukup membantu kita melihat peta keseluruhan respon dunia pesantren terhadap modernitas. Namun saat ini, tantangan dunia pesantren yang sesungguhnya jauh lebih kongkrit. Klasifikasi di atas terlalu sederhana untuk menjawab tantangan bagi permasalahan yang harus dihadapi dunia pesantren. Modernitas yang mengusung nilai-nilai budaya baru melalui kecanggihan tehnologi dan alat komunikasi, telah menelusup jauh masuk ke seluruh lini kehidupan masyarakat, tak terkecuali dunia pesantren.
Pesantren yang menganut asas kesederhanaan, lambat-laun mulai direpotkan oleh fenomena "sensitif tehnologi" di tengah-tengah masyarakat yang menjalar ke dunia pesantren. Salah satu budaya baru yang potensial menghadirkan ancaman adalah arus komunikasi yang serba mudah dengan kehadiran telepon genggam (handphone/telepon seluler). Demam handphone (HP) merupakan salah satu dari bentuk "sensitif tehnologi" yang mewabah di masyarakat terutama para muda. Ruang-ruang interaksi remaja kita saat ini dominan oleh perbincangan mengenai tetek-bengek HP. Para santri pesantren yang mayoritas remaja akan sulit dibendung dari filtrasi "virus sensitif tehnologi" semacam demam HP ini.
Tanpa mengesampingkan kegunaan positif dari alat komunikasi semacam HP, potensi negatif alat tersebut akan sangat kasat mata di tangan para remaja dan santri. Lebih-lebih di tengah maraknya peredaran video-video compress mesum yang dengan mudah disimpan dan dipertontonkan melalui HP. Ancamannya tidak main-main bagi dunia pesantren: badai kemerosotan moralitas yang luar biasa.
Situasi yang serba terbuka saat ini akan menyulitkan para pengasuh pesantren untuk mengambil langkah-langkah preventif (pencegahan) yang efektif sekalipun. Potensi merusak dari tehnologi komunikasi semacam HP, lambat tapi pasti, akan menemukan momentumnya untuk menghantam telak nilai-nilai tradisi pesantren. Selama ini dampak tehnologi yang mempertontonkan adegan-adegan mesum relatif dapat dilokalisir, namun kehadiran HP mengakibatkan tayangan-tayangan pornografi dan pornoaksi dapat dengan mudah menyusup ke ruang-ruang privat tanpa dapat dikontrol lagi. Pemerintah yang seharusnya dapat berperan membendung akses-akses utama pornografi dan pornoaksi, jauh dari harapan yang dapat digantungkan oleh dunia pesantren.
Dengan demikian, pesantren tidak boleh termangu untuk mengatasi bahaya laten tehnologi informatika. Pesantren harus proaktif memikirkan dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mengendalikan dampak kehadiran alat tehnologi semacam HP tersebut. Salah satu langkah nyata yang dapat diambil adalah terus menumbuhkembangkan sikap kedewasaan dan tanggungjawab para santri. Cara mengucilkan para santri dari dunia tehnologi justru akan menjadikan para santri pribadi-pribadi yang gugup dan gagap terhadap perkembangan jaman dan pada gilirannya hanya akan mengantar mereka menjadi pemuja-pemuja tehnologi tanpa bekal pengetahuan yang memadai mengenai aspek negatifnya. Para orang tua juga tidak dapat tinggal diam. Mereka harus turut aktif dan berupaya dengan keras untuk mengontrol perilaku generasi-generasi penerusnya. Sinergi semua pihak akan sangat membantu dalam menghadapi efek-efek negatif modernisasi.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Instruksi Mendiknas Tangkal Radikalisasi Kampus Dinilai Berlebihan

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Sosiolog dari Universitas Negeri Gorontalo , Funco Tanipu, Jumat (6/5), menilai instruksi Mendiknas Mohammad Nuh, untuk menangkal radikalisasi kampus terlalu berlebihan. Hal itu dikemukakannya, menanggapi salah satu hasil kesimpulan dalam pertemuan rektor perguruan tinggi negeri se-Indonesia dengan Mendiknas di Jakarta, Rabu (4/5) malam."Saya khawatir, instruksi ini hanya akan menjadi jalan kembali ke masa orde baru, ketika setiap aktivitas mahasiswa dipantau oleh alat negara," kata dia.

Menurutnya, Negara Islam Indonesia (NII) dan potensi gerakan radikal yang selama ini turut digaungkan di media massa, bisa jadi merupakan dalih atau semacam prakondisi menuju sesuatu yang bersifat konspiratif. Dalam pengamatannya, radikalisme di kalangan intelektual, dalam hal ini mahasiswa, juga merupakan bentuk protes terhadap negara, yang masih banyak melalaikan hak-hak warga negaranya.

NII misalnya, merupakan salah satu bentuknya, ketika ada segelintir orang yang mendirikan negara imajiner sebagai bentuk protes terhadap negara riil. "Instruksi Mendiknas akan memicu kesewenang-wenangan aparat negara terhadap lingkungan kampus yang memiliki kebebasan akademik," kata dia.

Sebagaimana yang dikutip dari www.kemdiknas.go.id, disebutkan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, menggelar pertemuan dengan rektor-rektor Perguruan Tingi Negeri (PTN) se-Indonesia pada Rabu (04/05) malam, di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta. Pertemuan yang bersifat rutin itu agak berbeda pembahasannya yakni mengenai pemikiran radikalisme ke lingkungan kampus.

Dalam pertemuan itu, diambil langkah-langkah konkret untuk mencegah dan mengawasi masuknya pemikiran radikal ke lingkungan kampus ,yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk instruksi menteri. Meskipun pertemuan ini hanya dihadiri rektor-rektor perguruan tinggi negeri, Mendiknas telah meminta perguruan tinggi swasta untuk melakukan kajian bersama Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis).
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Ajang Kontes Berbahasa Inggris 'Erlangga English Speech 2011' Kembali Digelar

Penguasaan bahasa Inggris pada saat ini sangat diperlukan untuk menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kini banyak sekolah yang menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan ini diharapkan dapat melatih anak muda di Indonesia agar mampu lebih berani mengeluarkan ide/gagasan lebih berani dan baik lagi.Untuk itu, Erlangga sebagai penerbit yang peduli terhadap perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, dimana bentuk kepedulian tersebut tidak hanya dengan menerbitkan buku-buku yang berkualitas akan tetapi, ikut serta melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung kemajuan pendidikan Indonesia. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan kembali adalah Erlangga English Speech Contest 2011, yang ditujukan bagi para siswa/siswi SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

Tema kegiatan ini adalah "Dare to Speak" yang mencerminkan keberanian peserta lomba untuk menyuarakan gagasan, aspirasi, keinginan, serta cita-citanya.

Persyaratan peserta:

-Peserta adalah siswa/siswi aktif di sekolah masing-masing.
-Peserta mengisi formulir dan mengembalikannya ke panitia.
-Peserta dapat mendownload formulir pendaftaran di website www.erlangga.co.id
-Peserta bersedia mengikuti babak penyisihan di kantor cabang Penerbit Erlangga (kepastian tempat dan tanggal dapat di akses di www.erlangga.co.id).
-Peserta tidak dikenakan biaya apapun.
-Pendaftaran terakhir 22 Mei 2011.
-Keputusan juri tidak dapat di ganggu gugat.
-Penjurian akan dilaksanakan terpisah antara jenjang SMP dan SMA.
-Kota pelaksanaan jenjang SMP: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan.
-Kota pelaksanaan jenjang SMA: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Yogyakarta, Makassar, Semarang, Pekanbaru, Samarinda.

Tema Jenjang SMP:
1. What should the government do to stimulate students to read more books?
2. How should we promote our Indonesian cultural heritage to the international world?
3. What is your opinion about the importance of reading books?
4. What should you do to develop your talent?
5. What do you want to be in the future?

Tema Jenjang SMA:
1. What can you do to be a young entrepreneur?
2. What can we do to control the piracy problem in Indonesia?
3. What should the government do to stimulate students to read more books?
4. How does technology improve our ways in learning English?
5. How should we promote our Indonesian cultural heritage to the international world?


Hadiah:
Juara 1 Rp 5.000.000 + Dana Pembinaan Sekolah
Juara 2 Rp 4.000.000 + Dana Pembinaan Sekolah
Juara 3 Rp 3.000.000 + Dana Pembinaan Sekolah

Penyisihan: Mei 2011 di kantor Penerbit Erlangga
Grand Final: Juni 2011 di Jakarta

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Departemen Marketing Nasional
Penerbit Erlangga
(021) 8717006 ext. 228
atau kunjungi: www.erlangga.co.id

Alamat pengiriman:
CABANG JAKARTA: Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas Jakarta 13740 Telp. (021) 8717006 ext. 229
CABANG BANDUNG: Jl. Soekarno Hatta No. 554 Bandung 40286 Telp. (022) 7500893
CABANG PALEMBANG: Jl. Demang Lebar Daun No. 269 Rt. 43 Rw. 11 Kel. Demang Lebar Daun Kec. Ilir Barat I Palembang 30137 Telp. (0711) 444463, 443368
CABANG MAKASSAR: Jl. Hertasning Raya No. 50 Makassar Telp. (0411) 883933
CABANG YOGYAKARTA: Jl. Gedong Kuning 132 Kotagede Yogyakarta 55171 Telp. (0274) 4436666
CABANG SEMARANG: Jl. Puspowarno Tengah No.38-40 Semarang Jawa Tengah 50143 Telp. (024) 7609432, 7609475, 7604394
CABANG MEDAN: Jl. Sisingamangaraja Km 10.5 No.5 (depan POLDASU) Medan Telp. (061) 7853885
CABANG PEKANBARU: Jl. Soekarno Hatta No. 98 Arengka Pekanbaru 28291 Telp. (0761) 571633, 571533
CABANG SAMARINDA: Jl. Bung Tomo No. 134 Kel. Sei Keledang Kec. Samarinda Seberang Telp. (0541) 261330
CABANG SURABAYA: Jl. Berbek Industri VII/15, Waru-Sidoarjo (Komp. SIER Surabaya) Telp. (031) 8687910-12
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Ujian Nasional Munculkan Budaya tidak Jujur

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI bidang Pendidikan Puti Guntur Soekarno menyatakan, penyelenggaraan Ujian Nasional hanya mendatangkan masalah baru seperti perilaku dan budaya ketidakjujuran di berbagai wilayah pendidikan. "Karenanya amat disayangkan karena penyelenggaraan UN (Ujian Nasional) itu justru menambah daftar persoalan yang tidak substantif terkait upaya peningkatan mutu pendidikan," ujar cucu Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno itu di Jakarta, Rabu.Menurut dia, berdasar pantauan banyak anggota Dewan serta dari laporan berbagai pihak, UN justru mendatangkan masalah baru. "Yakni perilaku dan budaya ketidakjujuran yang menebar di mana-mana, seperti tampak dalam pelaksanaan UN tahun ini," katanya.

Ia lalu menunjuk kecurangan seperti mencontek yang banyak terjadi dan dalam beberapa kasus bahkan praktik ini sering dibantu oleh pihak pengawas ujian. "Budaya ketidakjujuran ini justru berbahaya bagi generasi ke depan," tegasnya.

Karenanya, ia menyarankan UN ditinjau ulang. "Sebab, hakikatnya pendidikan untuk mebangun karakter manusia yang unggul yang beradab dan maju," ujar Puti Guntur Soekarno.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Kerendahan Hati Sang Kepala Negara

Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Beberapa kali Abdurrahman bin Auf menyaksikan Umar shalat sunah di rumahnya. Yang menarik perhatiannya, bukanlah tata cara shalatnya, melainkan sajadah yang biasa digunakan Umar. Seorang kepala kegara dengan wilayah kekuasaan yang membentang luas sampai Mesir, berhasil mengalahkan dua imperium besar, Romawi Timur dan Persia, justru shalat di atas sajadah yang usang.Timbul rasa bersalah dalam hati Abdurrahman. Ia ingin membelikan sajadah baru yang mahal dan indah untuk sang Amirul Mukminin.

Tetapi, Abdurrahman ragu, apakah Umar mau menerimanya. Dia tahu persis watak Umar yang tidak mau diberi hadiah apa pun walau hanya selembar sajadah.

Abdurrahman akhirnya memberikan sebuah sajadah melalui istri Umar, Ummu Abdillah. Melihat sajadah baru, Umar memanggil istrinya dan menanyakan siapa yang memberi sajadah ini. "Abdurrahman bin Auf," jawab istrinya. "Kembalikan sajadah ini kepada Abdurrahman. Saya sudah cukup puas dengan sajadah yang saya miliki." Begitulah watak Umar bin Khattab. Tidak hanya adil dan bijaksana, beliau dikenal dengan sifat zuhudnya, hidup sederhana. Tidak hanya untuk ukuran seorang kepala negara, bahkan bagi orang biasa sekalipun.

Suatu hari, Umar melakukan perjalanan dinas mengunjungi satu provinsi yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur menjamu Umar makan malam dengan jamuan yang istimewa, sebagaimana lazimnya perjamuan untuk kepala negara. Begitu duduk di depan meja hidangan, Umar kemudian bertanya kepada sang gubernur, "Apakah hidangan ini adalah makanan yang biasa dinikmati oleh seluruh rakyatmu?"

Dengan gugup, sang gubernur menjawab, "Tentu tidak, wahai Amirul Mukmini. Ini adalah hidangan istimewa untuk menghormati baginda." Umar lantas berdiri dan bersuara keras, "Demi Allah, saya ingin menjadi orang terakhir yang menikmatinya. Setelah seluruh rakyat dapat menikmati hidangan seperti ini, baru saya akan memakannya." Itulah sifat Umar bin Khattab, seorang kepala negara yang zuhud.

Di lain kesempatan, sehabis shalat Zhuhur, Umar meminta selembar permadani Persia yang indah untuk dibawa pulang ke rumahnya. Tentu saja, hal ini membuat para sahabat heran. Hari itu, Umar bin Khattab membagi harta rampasan perang yang dibawa oleh pasukan Sa'ad bin Abi Waqqash yang berhasil menaklukkan Kota Madain, ibu kota imperium Persia.

Pakaian kebesaran Kisra lengkap dengan mahkotanya diberikan oleh Umar kepada seorang Badui yang kemudian memakainya dengan gembira. Satu demi satu barang-barang berharga dibagi-bagikan oleh Umar kepada para sahabat dan masyarakat banyak waktu itu. Yang tersisa hanya selembar permadani indah. Umar pun memintanya. "Bagaimana pendapat kalian, jika permadani ini aku bawa pulang ke rumahku?" Gembira bercampur kaget, para sahabat tergopoh-gopoh menyetujuinya. "Tentu saja wahai Amirul Mukminin, kami setuju sekali Anda membawanya pulang."

Ketika tiba waktu Ashar, Umar membawa kembali permadani tersebut. Kali ini, permadani itu sudah dipotong-potong menjadi bagian kecil-kecil, dan Umar membagikan kepada beberapa sahabatnya. Dengan senyum, Umar berkata, "Hampir saja saya tergoda oleh permadani indah ini." Masya Allah, begitulah Umar, sang kepala negara.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Budaya Malu

Ketika Abu Qilabah keluar untuk sholat berjamaah, bertemu dengan Umar bin Abd Al Aziz yang juga sedang menuju masjid untuk jama’ah sholat ashar. Beliau kelihatan membawa secarik kertas, maka Abu Qilabah bertanya: Wahai Amirul mukminin, geranga kertas apakah ini ?Beliau menjawab ini adalah secarik kertas berisi sebuah hadits yang aku riwayatkan dari Aun bin Abdillah. Aku tertarik sekali dengan hadits ini maka aku tulis dalam secarik kertas ini dan sering aku bawa. Abu Qulabah berkata; ternyata di dalamnya tertera sebuah hadits sbb. “Diriwayatkan dari Aun bin Abdillah, ia berkata: Aku berkata kepada Umar bin Abdil Aziz bahwa aku telah meriwayatkan hadits dari seorang sahabat nabi saw yang kemudian diketahuinya oleh Umar. Aku berkata, ia telah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Sesungguhnya rasa malu, iffah ( menjauhi yang syubhat) , dan diamnya lisan bukanlah diamnya hati, serta pemahaman (agama) adalah termasuk dalam keimanan. Semuanya itu termasuk yang menambah dekat kepada akhirat dan mengurangi keduniaan, dan termasuk apa-apa yang lebih banyak menambah keakhiratan.Tapi Sebaliknya, Sesungguhnya ucapan jorok, perangai kasar dan kekikiran termasuk dalam kenifakan (prilaku kemunafikan) dan semuanya itu menambah dekat dengan dunia dan mengurangi keakhiratan serta lebih banyak merugikan akhirat.
(Sunan Ad Darami)

Kejadian di atas menunjukkan betapa besar perhatian Umar bin Abdil Aziz terhadap masalah yang mendorongnya untuk meningkatkan masalah keakhiratannya. Hadits tentang rasa malu ini mendapat perhatian khusus sehingga ditulis dalam secarik kertas yang sering dibawa kemana-mana. sampai waktu berangkat sholat jamaahpun dibawa pula. Di antara isi dari inti hadits ini bahwa rasa malu adalah sebagian dari iman dan bisa menambah urusan keakhiratannya..

Definisi rasa malu

Ketika seorang mau melanggar aturan agama misalnya, maka ia merasakan dalam dirinya sesuatu yang tidak enak, merasa malu ataupun rasa takut. Karena pelanggaran agama atau menentang disiplin bertentangan dengan fitrahnya sehingga menimbulkan rasa malu. Seorang yang ingin mencuri kemudian tidak jadi mencuri, karena dalam dirinya masih ada rasa malu. Namun bila rasa malu ini dikikis terus dengan pelanggaran maka hilanglah rasa malunya dan akhirnya menjadi orang yang memalukan, contohnya seorang wanita yang berpakaian ketat, pada awalnya ada rasa malu yang kemudian lama kelamaan menjadi hilang rasa malunya.

Keutamaan rasa malu:

1. Rasa malu adalah penghalang manusia dari perbuatan dosa

Rasa malu adalah pangkal semua kebaikan dalam kehidupan ini, sehingga kedudukannya dalam seluruh sifat keutamaan adalah bagaikan kepala dengan badan. Maksudnya, tanpa rasa malu maka sifat keutamaan lain akan mati. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Rasa malu tidak mendatangkan selain kebaikan.
Busyair bin Ka’b berkata: Dalam kata-kata bijak tertera :”Sesungguhnya rasa malu memiliki keagungan dan dalam rasa malu terdapat ketenangan” ( HR Bukhori dan Muslim)

2. Rasa malu merupakan salah satu cabang dari iman dan indicator nilai keimanan seseorang

Rasa malu adalah cabang dari iman. Seabagaimana Rasulullah saw menyatakan: “Iman terdiri dari enam puluh cabang lebih dan rasa malu sebagian cabang dari iman ( HR Bukhori)

Rasulullah saw melewati seorang anshor yang sedang menasehati saudaranya tentang rasa malu, maka Rasulullah bersabda: “ Biarkanlah ia memiliki rasa malu karena malu itu termasuk dalam keimanan”
(Bukhori dan Muslim)

Bahkan lebih dari itu, dalam hadits lain dinyatakan: “iman dan rasa malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Bila rasa malu tidak ada maka imanpun akan sirna”( HR Al Hakim)

3. Rasa malu adalah inti akhlak islami

Anas r.a. meriwayatkan hadits bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah rasa malu”.

Diriwayatkan dari Ya’la bahwa Rasulullah saw melihat seorang mandi di tanah lapang, maka Rasulullah seketika naik mimbar dan setelah memuji Allah beliau bersabda : “sesungguhnya Allah adalah Maha Malu yang suka menutupi ‘aib yang mencintai rasa malu. Jika salah seorang dari kamu mandi hendaklah ia mandi di tempat tertutup.

4. Rasa malu adalah benteng akhir keislaman seseorang

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa nabi saw telah bersabda: “Sesungguhnya Allah azza Wajalla apabila hendak menghancurkan seorang hamba menarik darinya rasa malu, apabila rasa malu telah dicopot maka tidaklah kau jimpai dia kecuali dlam keadaan tercela dan dibenci, Bila sudah tercela dan dibenci maka akan dicopot darinya sifat amanah. Apabila sifat aamanah telah tercopot maka tidak kau jumpai dia kecuali menjadi seorang yang pengkhianat, bila sudah menjadi pengkhianat maka dicopot darinya sifat kasih sayang. Bila sifat kasih sayang telah dicopot darinya maka tidak kau jumpai dia kecuali dalam keadaan terlaknat dan bila dalam keadaan terlaknat maka akan dicopotlah ikatan islam darinya.

5. rasa malu merupakan akhlak yang sejalan dengan fitrah manusia

Rasa malu sebagai hiasan semua perbuatan. Dalam hadits yang diriwayatkan Anas r.a. bahwa rasulullah saw telah bersabda: “Tidaklah ada suatu kekejian pada sesuatu perbuatan kecuali akan menjadinya tercela dan tidaklah ada suatu rasa malu pada sesuatu perbuatan kecuali akan menghiasinya.
(Musnad Ahmad)

Diriwayatkan dari Ibnu abbas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda pada Al Asyaj al ‘Asry ; “Sesungguhnya dalamdirinmu terdapat dua sifat yang dicintai Allah yaitu kesabaran dan rasa malu.
( Musnad ahmad)

Diriwayatkan dari anas r.a. ia berkata: Rasulullah telah bersabda; Orang yang paling kasih sayang dari umatku adalah Abu Bakar r.a, orang yang paling tegas dalam masalah agama dri umatku adalah Umar r.a Orang yang paling merasa malu adalah Utsman r.a. Orang yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal. Orang yang paling mengerti tentang Al quran adalah Ubay r.a. Orang yang paling mengetahui tentang faroidl adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat memiliki orang keperayaan dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah Ibn al jarroh.
(Musnad Ahmad)

Al Fudleil bin ‘iyadh menyatakan: Ketika manusia sudah tidak memiliki rasa malu lagi maka tidak ada bedanya dengan bianatang.


Karakteristik rasa malu

Diriwayatkan dari abdillah ibni Mas’ud r.a. ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari : “Milikilah rasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.! Kami (para sahabat) berkata: Wahai rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: “ Bukan sekedar itu akan tetapi barangsiapa yang mealu dari allah dengan sesungguhnya, hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada di dalamnya, hendaknya ia menjaga peruta dan aapa yang didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia . Barangisapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah merasa malu kepada allah dengan sesungguhnya.
(Musnad Ahmad)


Dalam hadits di atas kita dapat menarik empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya yaitu:
1. Menjaga kepala dan sekitarnya
2. Menjaga perut dan segala isinya
3. Mengingat mati dan hari kehancuran
4. Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir.

Berikut ini penjelasan empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya:
1. Menjaga kepala dan sekitarnya.

Yang dimaksud dengan menjaga kepala dan sekitaranya adalah sbb.
a. Menjaga indera penglihatannya agar jangan sampai melihat kepada yang haram, mencari-cari kesalahan orang lain dan hal-hal lain yang diharamkan Allah swt. Yang termasuk menjaga indera penglihatan adalah menggunakannya untuk membaca Alquran, mempelajari lmu, merenungi alam semesta dan bersengan-sengan dengan memandang yang halal.
b. Menjaga indera pendengaran dengan menggunakannya untuk mendengarkan bacaan Al Quran, mendengarkan pengajian dan menjauhi mendengarkan ghibah, namimah dsb
c. Menjaga lisan dengan mempergunakannya untuk dzikrullah, memberi nasehat, menyampaikan dakwah dan menjauhi segala ucapa yang diharamkan seperti adudomba, mengumpat, menghina orang lain dsb.
d. Menjaga mulut dengan membiasakan menggunakan siwak, memasukkan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Menjauhi tertawa berlebihan dst.
e. Menjaga muka dengan membiasakan bermuka manis, tersenyum dan ceria setiap ketemu kawan.
f. Menjaga akal dengan menjauhi pemikiran yang sesat seperti pemikiran muktazilah, sekuler, islam liberal dsb.

2. Menjaga perut dan seisinya

Yang dimaksud dengan menjaga perut seisinya adalah:
a. Menjaga hati dengan menanamkan keikhlasan dan melakukan muhasabah serta menjauhi penyakit hati seperti riya’, ujub, sombong, kufur, syirik dsb.
b. Menjaga saluran pernafasan dengan tidak merusak saluran pernafasan seperti meokok dsb.
c. Menjaga kemaluan dengan menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah seperti perzinahan dsb.
d. Menjaga saluran pencernaan dengan henya memasukkan makanan dan minuman yang halal saja.

3. Mengingat mati dan hari kiamat.

Mengingat mati akan membawa kita kepada upaya untuk meningkatkan ketakwaan . Kematian cukuplah bagi kita sebagai nasihat agar kita taubat dan kembali kepada Allah. Orang yang berbahagia adalah orang yang senantiasa melupakan kebaikan, mengingat dosa, mengingat kematian, melihat orang yang lebih rendah di bidang dunia dan melihat orang yang lebih baik dalam bidang akhirat. Orang yang mengingat kematian akan terdorong untuk menyiapkan bekal menuju akhirat dan melu melanggar larangan Allah

4. Menjadikan akhirat sebagi tujuan akhir.

Assindi mengatakan dalam syarah Sunan Ibni Majah sbb: Pengertian hadits “ Bila kamu tdiak memiliki rasa malu maka berbuatlah semaumu” adalah bahwa rasa malu itu merupakan benteng manusia dari perbuatan buruk. Orang yang memeiliki rasa malu terhadap Allah akan menghalanginya dari pelanggaran agama. Orang yang malu terhadap manusia akan menjauhi semua tardisi jelek manusia. Bila rasa malu ini hilang dari seseorang maka ia tidak peduli lagi terhadap perbuatan dan ucapannya. Perintah dalam hadits ini memiliki makna pemberitahuan yang intinya bahwa setiap orang harus melihat perbuatannya. Bila perbuatan itu tidak menimbulkan rasa malu maka hendaknya ia melakukannya bila sebaliknya ia harus meninggalkannya. (Sunan Ibni Majah syarh Sindi)

Bangsa Indonesia yang sudah tidak lagi memiliki budaya malu, harus kembali melaksanakan empat anjuran Rasulullah secara massif demi menuju kebangkitan menggapai kegemilangan di masa mendatang.
Baca selengkapnya ... Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Indramayu: 2011

Popular

WUTSQO Galery